Senin, 19 Desember 2011

MENGENAL BEBERAPA METODE MENGAJAR UNTUK MEWUJUDKAN SISTEM PAIKEM

Dalam buku “ The Everyday Genius “ karangan Peter Kline, sebagaimana dikutip oleh
Dryden dan Vos dalam bukunya “ The Learning Revolution “ dinyatakan bahwa “ Learning is
most effective when it ‘s Fun “. Istilah menyenangkan berarti seluruh komponen fisik dan non
fisik kita bebas dari tekanan. Istilah menyenangkan berarti kita berada dalam keadaan yang amat
rileks, tidak ada sama sekali ketegangan yang mengancam pada sudut-sudut terkecil dalam diri
fisik dan non fisik kita. Istilah menyenangkan juga berarti diri kita berada dalam keadaan yang
benar-benar lepas dan bebas. Sehingga suasana santai dan menyenangkan ini merupakan suasana
yang kondusif untuk terjadinya interaksi antar peserta didik , maupun antara peserta didik
dengan lingkungannya. Proses pembelajaran yang demikian itulah yang kemudian di Indonesia
dikembangkan menjadi pembelajaran yang kita kenal dengan istilah “ Pakem ” yang merupakan
singkatan dari Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan atau ada yang menyebut
dengan istilah “ Paikem “ yaitu Pembelajaran Aktif, Inofatif, Kreatif, Efektif dan
Menyenangkan.
Untuk dapat menghasilkan sistem pembelajaran yang aktif, inofatif, kreatif, efektif
maupun yang menyenangkan tersebut alangkah baiknya kalau kita mengenal lebih jauh tentang
beberapa metode mengajar yang ada, diantaranya yaitu :
1. Metode Ceramah.
Metode ini dalam menyampaikan materi kepada peserta didik dilaksanakan secara lisan,
berfungsi untuk menghemat waktu, biaya dan peralatan. Kelemahan metode ceramah yaitu
peran serta peserta didik sangat rendah. Oleh sebab itu untuk mendapatkan hasil yang
optimal disarankan apabila menggunakan metode ini hendaknya ditunjang dengan
penggunaan media yang baik, seperti peta konsep, LCD-media power point, gambar , OHP,
Internet dan lainnya. Juga disarankan disisipi dengan metode-metode lain seperti tanya
jawab, pemberian tugas atau yang lainnya.
2. Metode Demonstrasi.
Demontrasi merupakan metode yang digunakan untuk membelajarkan peserta didik dengan
menceritakan dan memperagakan suatu langkah-langkah pengerjaan sesuatu. Demonstrasi
merupakan praktek yang diperagakan kepada peserta. Karena itu demonstrasi dapat dibagi
menjadi dua tujuan yaitu demonstrasi proses yang digunakan untuk memahami langkah
demi langkah dan demonstrasi hasil yang digunakan untuk memperlihatkan atau
memperagakan hasil dari sebuah proses. Biasanya setelah demonstrasi akan dilanjutkan
praktek oleh peserta sendiri. Dan sebagai hasilnya peserta akan mendapatkan pengalaman
belajar langsung setelah melihat , melakukan, dan merasakan sendiri. Kelemahan metode ini
yaitu memerlukan banyak waktu.
3. Metode Tanya jawab.
Metode ini digunakan untuk mengaktifkan siswa dan untuk mengukur keberhasilan siswa
dalam menyerap materi. Kelemahan metode ini, yang aktif hanya siswa tertentu yang bisa
menjawab atau yang berani bertanya.Sedangkan yang lain cenderung tidak memperhatikan
dan masa bodoh.
4. Metode Diskusi.
Metode diskusi digunakan untuk menumbuhkan interaksi antar siswa maupun antara siswa
dengan guru. Metode ini juga digunakan untuk memberikan pengalaman kepada siswa agar
terbiasa berbicara diforum, mendidik siswa agar dapat menghargai pendapat orang lain.
Metode diskusi ada yang membagi menjadi dua yaitu diskusi kelompok dan diskusi kelas.
Pada prinsipnya kedua metode itu hampir sama yaitu bertujuan untuk mengembangkan
kesamaan pendapat atau kesepakatan atau mencari rumusan terbaik mengenai suatu
persoalan. Setelah diskusi kelompok biasanya diteruskan dengan diskusi pleno ( kelas )
yang merupakan pemaparan dari hasil yang dicapai dalam diskusi kelompok. Kelemahan
metode ini banyak waktu yang tersita, siswa yang tidak terbiasa berbicara di muka umum
akan bersifat apatis.
5. Metode Simulasi.
Metode ini menampilkan simbol-simbol, atau peralatan yang menggantikan proses, kejadian,
atau benda yang sebenarnya, siswa dapat melakukan seperti keadaan sebenarnya, tetapi
bukan proses, kejadian atau benda yang sebenarnya.
Pada intinya metode ini memindahkan situasi yang nyata kedalam kegiatan atau ruang
belajar karena adanya kesulitan untuk melakukan praktek dalam situasi yang sebenarnya,
misalnya seorang siswa sekolah penerbangan sebelum praktek penerbangan akan
mengadakan simulasi penerbangan yang dibuat seperti dalam situasi yang sebenarnya (
replika kenyataan )
6. Metode Brainstorming .
Yaitu metode curah (urun) pendapat dari berbagai siswa untuk menemukan alternatif
jawaban dari suatu masalah, metode ini dapat digunakan untuk menimbulkan stimulus
kepada siswa agar mengeluarkan pendapatnya . Berbeda dengan metode diskusi di mana
gagasan seseorang dapat ditanggapi, didukung, dilengkapi, dikurangi atau disepakati, dalam
metode curah pendapat , gagasan orang lain tidak untuk ditanggapi . Tujuan metode curah
pendapat yaitu untuk membuat kompilasi ( kumpulan ) informasi, pengalaman peserta dan
hasilnya kemudian dijadikan peta informasi, peta pengalaman atau peta gagasan untuk
menjadi bahan pembelajaran bersama.
7. Metode Studi Kasus
Metode ini difokuskan pada upaya mencari alternatif jawaban dari suatu kejadian, masalah,
atau situasi tertentu, kelemahannya metode ini yaitu menyita banyak waktu.
8. Metode Bermain Peran ( Role Playing )
Bermain peran pada prinsipnya merupakan metode untuk “ menghadirkan “ peran-peran
yang ada dalam dunia nyata kedalam suatu “ pertunjukan peran”
di dalam kelas yang kemudian dijadikan bahan refleksi agar peserta memberikan
penilaian, kelemahan metode ini berhubungan dengan masalah waktu yang banyak tersita.
9. Metode Tutor Sebaya
Yaitu pemberian bimbingan dari siswa yang mampu menguasai pelajaran dengan baik dan
cepat kepada siswa yang belum mampu menguasai materi dengan baik, metode ini
sebenarnya cukup efektif tetapi tidak bisa digunakan secara terus menerus karena
dikawatirkan akan mengganggu bagi yang mempunyai perkembangan lebih cepat.
10. Metode Praktek Lapangan
Metode praktek lapangan bertujuan untuk melatih dan meningkatkan kemampuan peserta
dalam mengaplikasikan pengetahuan dan ketrampilan yang diperolehnya. Kegiatan ini
biasanya dilakukan dilapangan atau tempat kerja maupun di masyarakat. Keunggulan metode
ini adalah pengalaman nyata yang diperoleh dapat langsung dirasakan oleh peserta.
Sehingga dapat memacu peserta untuk mengembangkan kemampuannya. Sifat dari metode
praktek lapangan ini yaitu mengembangkan ketrampilan dari peserta didik.
Dan beberapa metode yang lain yang tentunya masih banyak.
Demikianlah sebagian metode pengajaran yang tentunya perlu kita ketahui. Pada
prinsipnya setiap metode pengajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing. Kita
tinggal memilih yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelompok siswa yang kita ajar, yang
tentunya dengan mempertimbangkan materi apa yang kita pelajari, dan yang tidak kalah penting
juga mempertimbangkan mengenai masalah pembagian waktu yang menjadi target kurikulum .
Dalam Dinamika Kelompok proses pembelajarannya disarankan menggunakan daur
belajar melalui pengalaman ( Experiential Learning Cyrcle ), sehingga apabila kita mempelajari
sesuatu dapat langsung mempraktikkannya ( learning by doing ). Khong Hu Chu pernah
mengatakan yang intinya bahwa efektifitas hasil pembelajaran tinggi, apabila subyek didik
langsung mengerjakan dan langsung mengalami. Saya kerjakan dan saya mengerti. Atau dengan
kata lain yang lebih populer yaitu If You hear you forget, If You see you remember and If
You do you understand.
Pada akhirnya ditangan gurulah baik buruknya sistem pendidikan yang ada di suatu
Negara . Mudah-mudahan saja di negeri yang indah ini masih ada sisa-sisa idealisme ataupun
juga keikhlasan, sehingga dunia pendidikan yang menjadi ujung tombak kemajuan suatu negara,
tidak akan terkena abrasi dari imbas kemajuan jaman yang memang menekankan pada unsur
materi, mudah-mudahan guru tetap merupakan profesi mulia dan diminati, amien.(seger, 2010)
Penulis : Sugiono, S.Pd
Guru Sejarah SMA Negeri I Geger Kab. Madiun

3 komentar:

  1. Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.

    BalasHapus
  2. Pada dasarnya guru adalah seorang pendidik. Pendidik adalah orang dewasa dengan segala kemampuan yang dimilikinya untuk dapat mengubah psikis dan pola pikir anak didiknya dari tidak tahu menjadi tahu serta mendewasakan anak didiknya. Salah satu yang paling penting adalah performance guru di kelas. Bagaimana seorang guru dapat menguasai keadaan kelas sehingga tercipta suasana belajar yang menyenangkan.
    Tiap-tiap kelas bisa kemungkinan menggunakan metode pembelajaran yang berbeda dengan kelas lain. Berikut hal yang perlu dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar diantaranya:
    a. Tujuan Pembelajaran
    Tujuan pembelajaran dan atau Kompetensi Dasar merupakan pernyataan yang diharapkan dapat diketahui, disikapi dan atau dilakukan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran. Rumusan tersebut sebagai dasar acuan dalam melakukan pembelajaran. Oleh karena itu, pemilihan metode mengajar harus berdasarkan pada tujuan pembelajaran yang akan dicapai siswa.
    b. Karakteristik Materi Pelajaran
    Salah satu faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan metode mengajar adalah karakteristik materi pelajaran. Ada beberapa aspek (secara umum) yang terdapat pada materi pelajaran, yaitu: aspek konsep, aspek fakta , aspek nilai, aspek ketrampilan intelektual dan aspek ketrampilan psikomotor
    c. Waktu yang Tersedia
    Pemilihan metode mengajar juga harus memperhatikan alokasi waktu yang tersedia dalam jam pelajaran, sebab ada metode mengajar yang memerlukan waktu yang relative panjang dalam pelaksanaannya.
    d. Faktor Peserta Didik
    Faktor siswa merupakan salah satu factor yang harus dipertimbangkan dalam pemilihan metode mengajar. Aspek yang berkaitan dengan faktor siswa terutama pada aspek kesegaran mental (faktor antusias dan kelelahan), jumlah siswa dan kemampuan siswa.
    e. Fasilitas dan Sumber Belajar
    Supaya memperoleh hasil belajar yang optimal maka setiap pembelajaran harus dirancang secara sistematis. Prinsip-prinsip belajar yang dijadikan landasan dalam pembelajaran diantaranya adalah ketersediaan fasilitas, media dan sumber belajar. Termasuk di sini adalah media pesan lisan (bahasa) harus dapat dipahami siswa sehingga tidak menimbulkan verbalisme.

    BalasHapus
  3. Materinya menarik apalagi dijelaskan tentang berbagai metode pengajaran untuk mewujudkan sistem pakem. Tapi sepertinya penjelasan tentang sistem Pakem itu sendiri agak kurang. Berikut penjelasan tambahan tentang sistem pakem:
    pakem merupakan sebuah model pembelajaran kontekstual yang melibatkan paling sedikit empat prinsip utama dalam proses pembelajarannya. Pertama, proses Interaksi (siswa berinteraksi secara aktif dengan guru, rekan siswa, multi-media, referensi, lingkungan dsb). Kedua, proses Komunikasi (siswa mengkomunikasikan pengalaman belajar mereka dengan guru dan rekan siswa lain melalui cerita, dialog atau melalui simulasi role-play). Ketiga, proses Refleksi, (siswa memikirkan kembali tentang kebermaknaan apa yang mereka telah pelajari, dan apa yang mereka telah lakukan). Keempat, proses Eksplorasi (siswa mengalami langsung dengan melibatkan semua indera mereka melalui pengamatan, percobaan, penyelidikan dan/atau wawancara).
    Pelaksanaan Pakem harus memperhatikan bakat, minat dan modalitas belajar siswa, dan bukan semata potensi akademiknya. Dalam pendekatan pembelajaran Quantum (Quantum Learning) ada tiga macam modalitas siswa, yaitu modalitas visual, auditorial dan kinestetik. Dengan modalitas visual dimaksudkan bahwa kekuatan belajar siswa terletak pada indera ‘mata’ (membaca teks, grafik atau dengan melihat suatu peristiwa), kekuatan auditorial terletak pada indera ‘pendengaran’ (mendengar dan menyimak penjelasan atau cerita), dan kekuatan kinestetik terletak pada ‘perabaan’ (seperti menunjuk, menyentuh atau melakukan). Jadi, dengan memahami kecenderungan potensi modalitas siswa tersebut, maka seorang guru harus mampu merancang media, metoda/atau materi pembelajaran kontekstual yang relevan dengan kecenderungan potensi atau modalitas belajar siswa.
    Agar pelaksanaan Pakem berjalan sebagaimana diharapkan, John B. Biggs and Ross Telfer, dalam bukunya “The Process of Learning”, 1987, edisi kedua, menyebutkan paling tidak ada 12 aspek dari sebuah pembelajaran kreatif, yang harus dipahami dan dilakukan oleh seorang guru yang baik dalam proses pembelajaran terhadap siswa:
    1. Memahami potensi siswa yang tersembunyi dan mendorongnya untuk berkembang sesuai
    dengan kecenderungan bakat dan minat mereka,
    2. Memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar meningkatkan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas dan bantuan jika mereka membutuhkan,
    3. Menghargai potensi siswa yang lemah/lamban dan memperlihatkan entuisme terhadap ide serta gagasan mereka,
    4. Mendorong siswa untuk terus maju mencapai sukses dalam bidang yang diminati dan penghargaan atas prestasi mereka,
    5. Mengakui pekerjaan siswa dalam satu bidang untuk memberikan semangat pada pekerjaan lain berikutnya.
    6. Menggunakan kemampuan fantasi dalam proses pembelajaran untuk membangun hubungan dengan realitas dan kehidupan nyata.
    7. Memuji keindahan perbedaan potensi, karakter, bakat dan minat serta modalitas gaya belajar individu siswa,
    8. Mendorong dan menghargai keterlibatan individu siswa secara penuh dalam proyek-proyek pembelajaran mandiri,
    9. Menyatakan kapada para siswa bahwa guru-guru merupakan mitra mereka dan perannya sebagai motivator dan fasilitator bagi siswa.
    10. Menciptakan suasana belajar yang kondusif dan bebas dari tekanan dan intimidasi dalam usaha meyakinkan minat belajar siswa,
    11. Mendorong terjadinya proses pembelajaran interaktif, kolaboratif, inkuiri dan diskaveri agar terbentuk budaya belajar yang bermakna (meaningful learning) pada siswa.
    12. Memberikan tes/ujian yang bisa mendorong terjadinya umpan balik dan semangat/gairah pada siswa untuk ingin mempelajari materi lebih dalam.

    BalasHapus